Kamis, 16 Juli 2020

Warnai Dunia Dengan Menulis

Cakap Menulis; Dari Artikel ke Buku, Oleh M. Anwar Djaelani,

Alhamdulilah pertemuan ke 20 diawali  ucapan salam oleh Omjay dengan moderator Ibu Sugiastuti, Inilah profil beliau : Ayah tiga anak lahir di Pamekasan ,23 April 1962, S2 Ilmu social di Unversitas Air Langga (2003), Jabatan  aktif di :

  1. Pelajar Islam Indonesia( 1978-1980)
  2. Lembaga dakewah Kampus Unair ( 1984-1987)
  3. Perhimpunan KB-PII jatim (2015-2020)
  4. DDII Jatim ( 2018-2023)
  5. MIUMI Jatim (2015-2020)
  6. Institute Pemikiran dan Peradaban Islan ( Inpas)

 Aktif Menulis sejak 1996, jejak Artikel nya :

  1. Jawa Pos
  2. Radar Surabaya,Surya,Malang Pos dan Republika
  3. www.inpasonline.com, wwww.hidayatullah.com ,www.kanigoro,com, www.islampo,com dan www.anwardjaelani.com

 Buku karya-karyanya antara lain :

  1. Berdekat-dekat Kepada Yang Maha Dekat (2020)
  2. Keluarga Sakinah Perindu Jannah (2019)
  3. Jejak Kisah Pengukir Sejarah ( 2016)
  4. Warnai Dunia Dengan Menulis ( 2012)

 Buku Antologinya :

  1. Spirit 212, Cinta Ini Menyatukan Kita (2017)
  2. 100 tahun KH Abdullah Wasi’an, Kristolog jago Dialog (2017)
  3. Bergiat Dakwah Merajut Ukhuwah (2016)

 Malam ini Beliau membagi kisahnya yang benar-benar menginspirasi peserta, Beliau sudah aktif menulis artikel sejak 1996 dan penulis enam buku. Menulis artikel adalah sebuah ketrampilan. Kita akan trampil  jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.

Perlu Pembiasaan, Banyak membaca adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata. Bersemangatlah di saat menulis!

Sungguh, tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, Saya akan mengajar dunia dengan pena.  Artikel adalah sebentuk karya tulis. Mari, maju dengan menulis

Tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet. Tentang “Niat dan Pembiasaan” Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis? Agar bisa dimuat di media?

syarat  agar artikel kita dimuat media :

  1. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian public
  2. Orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.

Tema tulisan, Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.

Langkah menulis

  1. Menentukan tema tulisan
  2. Buatlah outline (kerangka karangan)

Tujuan nya outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan.

 Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu :

  1. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan.
  2. Di  pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan.
  3. Di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

 Contoh Outline: Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi

  1. Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
  2. Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
  3. Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
  4. Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
  5. Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
  6. Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
  7. Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
  8. Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf) 

Perihal “Judul Pemanggil” Judul yang baik, antara lain:

  1. Mampu mencuri perhatian pembaca.
  2. Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan. Ringkas dan padat.

Sebagai sarana berlatih, seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media.

Kata untuk judul diusahakan ada 4 kata, contohnya :

  1. Urgensi Meneliti dan Menulis (Jawa Pos)
  2. Menunggu Realisasi Program Buku Murah (Jawa Pos, 31/07/2008)
  3. Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid (Radar Surabaya)
  4. Rindu Pemimpin Menulis Buku (Jawa Pos 17/05/2017)
  5. Menjaga Martabat Penerima Zakat (Jawa Pos)

Belajar membuat paragraf  pertama, paragraf dibawah judul atau sering disebut sebagai lead, bila lead dan judul berhasil memikat pernatian pembaca, selamat tulisan pasti dibaca.

Pertama tentang “Lead Penggoda”. Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis.

Kedua, perihal “Pembahasan nan Menawan”. Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya orang lain.

Ketiga, tentang “Penutup yang Menggugah”. Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut ini: Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup. Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu

Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?

Penutup: Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!

Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku

Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan): Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?

Penutup: Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.

Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan

Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat) “If you think strongly enough, you will be forced by science to the belief in God”(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).

Penutup: Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.

 Judul: Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok

Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif): Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.

Penutup: Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.

Perihal “Panjang Artikel”.

Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

 Dari Artikel ke Buku

Selepas trampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.

Kedua, kala menghimpun artikel menjadi buku. Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.

Menulis Resensi Buku    

Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.

Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”. 

Tulislah identitas buku

  1. Apa isi ringkas buku?
  2. Apakah penulis memiliki kompetensi?
  3. Apakah buku itu didukung  referensi memadai?
  4. Buku itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?
  5. Adakah pengetahuan baru yang disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada?
  6. Apa kelebihan dan kekurangannya. Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan? Bagaimana performa fisik buku, menarik?
  7. Tepatkah momentum kehadirannya?
  8. Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?

 Contoh resensi buku yang mempunyai Rima( enak di baca, nyaman didengar, enak dilihat)

  1. Wangi banyuwangi untuk negeri
  2. Memori manis dari madrasah haji
  3. Berbagi kata menebar makna

Ada banyak keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain. Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain.

Kesimpulan nya : Niatkan menulis dengan iklas, mulalah untuk bisa menulis artikel dan menjadi sebuah buku, tak ada kiat yang paling manjur yang dikenal sebagai 3M, Mulai, Mulai dan Mulailah, Bersemangatlah disaat menulis, Mari maju dengan menulis.

Itulah ilmu yang saya dapat pada malam ini, Terimaksih Bapak Anwar Djaelani, Semoga Alloh memberikan kesehatan kepada kita semuanya. Amin.

 

 


15 komentar: