Rabu, 10 Juni 2020

RESUME GEL.12

Mari kita ber kenalan dulu bersama Master Teacher Sekolah Indonesia yaitu bapak Agung Pardini.

Nama Lengkap                                  :  Agung Pardini

Nama Panggilan                                :  Guru Agung

Tempat, Tanggal Lahir                      :  28 Jumaddil Awwal 1401 H.

Agama                                               :  Islam

Status                                                 :  Menikah, 1 istri, 0 anak

Alamat Rumah                                  :  Kandang Roda RT 03/04, No. 82 Kel. Nanggewer Kec. Cibinong

              Kab. Bogor  Jabar  16912

E-mail                                                :  guruagungpardini@gmail.com

FB                                                      : Guru Agung

Twitter                                                : @GuruAgungPD

Instagram                                           : GuruAgung

Moderator dipandu Bunda Aam Nurhasanah , hebat deh sudah bisa membantu Bunda Fatimah dan Om Jay. Langsung saja Om Jay memperkenalkan sedikit gambaran tentang nara sumber kita malam ini

Kecintaannya terhadap kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya  menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ). Dalam waktu delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM.

Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat. Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai  wilayah Indonesia.

Selain melatih para guru, bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.

Program-program tersebut antara lain:

1.            Pendampingan Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kab.Sukabumi

2.            Pendampingan Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012

3.            Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010

4.            Pelatihan Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009

5.            Pengembangan Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013

6.            Pendampingan SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013

7.            Pendampingan Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013

8.            Pengiriman Guru Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T

9.          Membentuk School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB

10.       Mengembangkan alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013

11.       Mengadakan diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019

12.       Membangun kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama

            UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018

13.      Mengembangkan model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi

           Kelas a Ajar, 2018-2020  ,hingga 30 provinsi ,Hingga saat ini masih bekerja.

Berdasarkan pengalamannya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang di berikan kepada guru-guru di pelosok.Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya .Berikut contoh-contohnya ada buku yang berjudul Temani Aku Mimpi , Buku berjudul Murid Pasif Pangkal Guru Kreatif.                                                

                                                                                                     

Buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media.Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.

Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Pak Agung memiliki cara yang unik dalam mengajarkan guru-guru menulis ,Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.

Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini...

Dengan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca.Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.Ini melatih kepekaan literasi mereka.Makanya kita ada bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi".Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh.Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru..Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Ada beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers atau SMT.Saat ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng.Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan.

Tugas akhirnya adalah membuat PTK.Pak Agus menambahkan juga untuk menambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia, Silakan unduh dan donasi di :http://etahfizh.org/ebook

Pak Agung juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣Silakan lihat juga  https://publikasi.dompetdhuafa.org/downloads/pendidikan/

Tapi setiap cabang SGI di daerah juga punya agenda bedah buku sendiri.Sayangnya buku-buku kami sudah banyak yang habis versi cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book.

Pak Agung sendiri  tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa.Sekarang ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh Kepemimpinan Guru.

 Kesimpulkan dari beberapa pertanyaanpara peserta,antara lain :

1. Bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah, mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

Terimakasih atas berbagai pengalaman  dan motivasi nya ,semoga Alloh SWT melipatgandakan pahala.

sudah banyak prestasi yang ditoreh Bapak Agung semoga terinspirasi untuk kita laksanakan , mari teman semua...semanagt terus tuk menulis....salam literasi

 

 

 





 








11 komentar: