Senin, 22 Juni 2020

BERSAMA BU HATI

Editor dan Pegiat Literasi


Malam ini sebagai nara sumber adalah Bu Hati Nurahayu , Belaiu akan berbagi pengalaman nya ,

Mari kita kenal dulu dengan Ibu Hati Nurahayu

Hati Nurahayu, S.Pd. saat ini mengajar di SMP Al-Amanah Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, SMP dan SMA Karakter Ustman bin Affan Arjasari Kabupaten Bandung dan sebagai CEO Tata Akbar. Pengajar yang mengampuh mata pelajaran IPA ini sudah mengajar hampir 17 tahun. Mengelola TBM Saung Literasi Hati , WAG Literasi Patungan Buku dan Penerbit Tata Akbar. Penghargaan yang diperoleh diantaranya Anugerah Winaya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dari Bupati Bandung sebagai Guru Penggerak Indonesia Maju 2019. Penghargaaan Anugerah Winaya Kabupaten Bandung sebagai guru berprestasi 2017. Peraih Karya Terbaik I Diseminasi Literasi Nasional kemindikbud 2017.

Tepat pukul 19.00, om Jay mengubah setingan grub menjadi hanya admin yang bisa mengirimkan pesan. Beliau mengucapkan salam, menyapa para peserta seta menginformasikan jika kegiatan di mulai. Bertindak selaku moderator malam itu adalah Ibu Fatimah dari Aceh.

Selama ini banyak guru kebingungan saat mencari judul, padahal menurutnya dengan mengambil isi PTK bisa dikembangkan menjadi buku bacaan. Hasil yang dibukukan sebaiknya fokus kepada bagian yang diberikan tindakan atau kata kunci PTK. Hati-hati pada buku jangan sampai ada kata-kata laporan PTK.

Mengubah PTK menjadi buku siapkan sampai dengan 70 halaman ukuran A5. Setiap orang memang punya ide dan kreativitas masing-masing. Kembangkan kreativitas tersebut sesuai dengan pengalaman dan bacaan yang didapat. Jangan menulis buku sesimpel PTK. Gunakan dengan bahasa komunikasi, sesuaikan dengan judul inti PTK. PTK sudah dibukukan bisa dijadikan daftar pustaka pada buku penulis yang lain.

Semakin literatnya penulis, akan menghasilkan buku yang oke untuk ditulis. Ingat literasi itu rangkaian membaca, berpikir dan menulis.Membaca buku best seller adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Bu Hati. Koleksi juga buku-buku pendidikan yang luwes. Itulah yang membuat buku bisa disajikan sesuai dengan tata letaknya dan agar buku bisa menarik untuk dibaca. Tentunya juga menyediakan koleksi bacaan yang mendukung pekerjaan editor.

Kesimpulan yang disampaikan oleh Bu Hati adalah agar para guru menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu, mempublikasikannya baru membukukannya. Ada double manfaat, dibaca oleh guru lain. Memiliki ISBN dan menjadi karya yang kebermanfaatannya tak akan lekang oleh waktu dan Zaman. Jadi Bagaimana dengan Anda? Siap Membukukan PTK?

 


10 komentar: